Selametan Otak Reban Jadi Wujud Syukur dan Kepedulian Warga Sambelia terhadap Alam
Klik86.com - Lombok Timur – Warga Kecamatan Sambelia kembali menggelar tradisi adat Selametan Otak Reban di Balai Sangkep Otak Reban, Rabu (8/10). Kegiatan yang telah diwariskan secara turun-temurun ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat atas berkah air yang menopang kehidupan serta bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, hadir mewakili Pemerintah Daerah dalam kegiatan adat yang ke-180 kali digelar tersebut. Acara turut dihadiri unsur Forkopimda, pimpinan OPD, tokoh agama, tokoh adat, kepala desa, serta masyarakat dari lima desa yang terlibat, yakni Labuan Pandan, Sambelia, Bagik Manis, Sugian, dan Dadap.
Dalam sambutannya, Wabup Edwin menilai pelestarian tradisi yang telah berlangsung lintas generasi ini mencerminkan kuatnya semangat persatuan dan tanggung jawab sosial masyarakat. Ia menyebut, Selametan Otak Reban bukan sekadar ritual adat, tetapi juga wadah untuk mempererat silaturahmi sekaligus memperkuat komitmen menjaga sumber daya alam.
“Air adalah sumber kehidupan, dan menjaga kelestariannya adalah kewajiban bersama. Tradisi ini menunjukkan betapa besarnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan anugerah tersebut,” ujarnya.
Selain menyoroti pelestarian air, Wabup juga menekankan pentingnya penanganan persoalan sampah. Ia berharap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dapat dioptimalkan agar masalah sampah, terutama dari kawasan wisata Sembalun yang berdampak pada pertanian, dapat segera teratasi.
Lebih lanjut, ia mengajak generasi muda untuk ikut menjaga keberlangsungan nilai-nilai adat dan budaya. Menurutnya, tradisi seperti Selametan Otak Reban perlu terus diwariskan agar tidak hilang di tengah perubahan zaman.
Ketua Adat sekaligus Kepala Desa Sambelia, H. Muhammad Kahar, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berpartisipasi, termasuk PLN yang turut mendukung acara tersebut. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini menggabungkan nilai adat dan agama, serta diiringi dengan aksi nyata pelestarian lingkungan sekitar sumber air.
Tradisi Selametan Otak Reban sendiri telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu dan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Sambelia. Sebagai penutup, acara diakhiri dengan pemberian santunan kepada anak yatim piatu sebagai bentuk rasa syukur dan solidaritas sosial warga.